Rabu, 18 Desember 2013
Minggu, 09 Juni 2013
Rumus Keperawatan
Rumus Keperawatan
Apa yang ada dalam pikiran anda seputar hitungan?. Ada yang berpikir hitungan itu membingungkan, ada yang menganggap hitungan itu membosankan, tapi ada juga lho ternyata yang menganggap hitungan itu suatu yang mengasikkan. Hitungan ternyata tidak hanya terdapat dalam pelajaran statistik saja, seperti matematika. Melainkan dalam dunia keperawatan juga ada yang namanya Rumus Keperawatan, yang mempelajari hitungan-hitungan seputar keperawatan dan dunia kesehatan. Rumus-rumus ini sangat penting untuk diketahui dan dipelajari lho… Nah, untuk lebih jelasnya lagi, silahkan baca disini, SELAMAT MEMBACA… SEMOGA BERMANFAAT…^_^
- Menghitung cairan
- Menghtung Balance Cairan
TPM = Total Vol infuse (cc) x Factor Tetesan
Lama waktu penginfusan(menit )
Factor tetesan
Makro 1 cc = 60 tetes
Mikro 1 cc = 15 tetes atau 1 cc = 20 tetes- Menghitung Jumlah Tetesan infus
TPM= Volume cairan infus x faktor tetes normal
Lama pemberian x 60- Menghitung lama pemberian infus
LP = Volume cairan infus x faktor tetes normal
Order tetesan x 60- Menghitung cairan yang diberikan pada pasien luka bakar
Dewasa= RL 4 ml x BB x % LB
Anak = RL 2 ml x BB x % LB
8 jam First and 16 jam continued- Kebutuhan Cairan anak sesuai BB
100ml untuk Kg pertama
50ml untuk Kg kedua
25ml untuk Kg selanjutnya
Exc, Hitung kebutuhan cairan anak jika BB 26 Kg
Keb. Cairan : (10×100)+(10×50)+(6×25)
: 1000+500+150
:1650 ml
Rumus hitung cairan
Tetesan/menit= keb.Cairan (cc) x Tetesan Dasar
Waktu x 60(dtk)
Kebutuhan Cairan (cc) x ⅓ makro 1/1 mikro
Waktu (Jam)
- Kebutuhan cairan untuk Dehidrasi pd bayi Diare
Dehidrasi (D) Ringan =5o cc, Sedang =80 cc, Berat =100 cc
Maintenance (M): Neonatus=140-120cc, 0-1 Th=120-100cc, 1-2 Th=100-90cc
2-4 Th = 90-80cc, 4-8 Th=80-70cc, 8-12 Th=70-60cc, >12 Th=60-50cc
Concimetten Loss: Muntah=25cc, BAB=25cc, Muntah+BAB =30cc- Pemberian Infus pada Neonatus
Keb. Cairan NaCl 3 % =2-4 Meq/KgBB 1 Meq = 2 cc
KCl 3,75 % = 1-3 Meq/KgBB 1 Meq = 2 cc
Bicnat 7,5 % = 2-4 Meq/KgBB 1 Meq = 1 cc
Dextrose 10 % = jumlah selebihnya
2. Rumus Pemberian Obat
- Menghitung dosis berdasarkan perbandingan dgn dosis dewasa
a. Young : Da = (n / (n + 2)) x Dd
b. Dilling : Da = (n/20) x Dd
c. Cowling : Da = ((n+1)/24) x Dd- Berat Badan (BB dewasa 70 kg)
a. Clark : Da = (Ba/Bd) x Dd
b. Augsberger :
Da = ((1,5B + 10)/100) x Dd- Perhitungan dosis tablet/kapsul/obat cair/suntikan
- Menghitung dosis obat untuk anak (Clark Rule)
sediaan yang ada
Dosis Dewasa x Berat anak (Ponds)
50
1 Ponds = 2,2 kg
3. Pembuatan Larutan Savlon
Rumus: M1 x V1 = M2 x V2
Contoh: akan dibuat larutan Saflon 2% sebanyak 200 ml dengan sediaan larutan 20%.
Berapa cairan Saflon yang diperlukan ?
Jawab: 20% v1 = 0,2% Ml
v1 = 0,2% x 200 = 40 x 1 ml (jumlah saflon)
20% 20
Jumlah Aquades yg diperlukan = v2-v1 = 200-1
Ml = 199 ml
4. Pembuatan campuran obat skintest
Rumus: 1:9
Contoh: Ceftriaxon 0,1cc dan aquades 0,9 cc dalam spuit 1cc disuntikkan dengan
undulasi 0,5-1 cm dan tunggu selama 15 menit hasilnya positif bila undulasi
bertambah dan gatal (merah).
5. Perhitungan Tes Rumple Leed
Rumus: Sistolik + Diastolik
2
Contoh: TD: 120/80 mmHg
Jawab: 120+80 =100mmHg
Ditahan selama 15 menit dan hasilnya positif bila dalam lingkaran 5cm terdapat lebih
dari 10 bercak merah (ptechie).
6. Perhitungan jumlah pemberian o2
Rumus: RR x volume tidal x 20% = ML
Contoh: Klien dengan RR 35x/menit harus mendapatkan o2 sebanyak
35×500 ML x 20% = 3500 ML = 3,5 Liter
7. Perhitungan pengambilan obat untuk tes Mantouk
Rumus: Unit Yg Diperlukan
Unit yg tersedia dalam ml
Contoh: Terdapat cairan PPD dalam vial 4cc dengan kandungan obat 1 ml= 50 unit
(5tu) maka berapa yang diambil dalam vial?
Jawab: 5 unit = 0,1 ml
50 unit (dlm 1 ml)
Disuntikan IC dengan pembacaan hasil sesudah 24-72 jam. Untuk ATS diberikan 300
unit untuk dewasa dan separuhnya untuk anak anti tetanus.
8. Perhitungan denyut nadi maksimal
Rumus: 220 – Umur (dalam tahun)
Contoh: Usia 20 tahun denyut nadi maksimalnya 200x/menit (saat olahraga stop
apabila nadi sudah mencapai 200x/menit)
9. Perhitungan BB Ideal
Rumus: BB x 100%
TB – 100
BB normal = nilai 90-100%
BB kurang, nilai kurang dari 90%
BB lebih, BB lebih dari 110%
Rumus (Bocca):
TB -100% Kg (pria TB < 160cm)
TB -100x 1 Kg (Wanita TB 150cm)
Contoh: Pria dengan TB 170cm harus memiliki BB ideal
(170-100)-10%=70-7 Kg (70×10%)= 63 Kg
10. Rumus menghitung BB dan TB normal untuk balita diatas 3 tahun
Rumus: BB= 8-2 (Kg)
TB= 80-5n (cm)
Contoh: Balita usia 3 tahun memiliki BB normal 14 Kg dan TB 95 cm.
11. Penilaian kesadaran dengan GCS
Mata (E):
4: Spontan membuka mata
3: Dengan perintah
2: Dengan rangsang nyeri
1: Tidak ada reaksi
Motorik (m):
6: Mengikuti perintah
5: Melokalisir nyeri
4: Menghindari nyeri
3: Fleksi abnormal
2: Ekstensi abnormal
1: Tidak ada reaksi
Verbal (V):
5: Orientasi baik
4: Disorientasi waktu & tempat, tapi dapat mengucapkan kalimat
3: Hanya mengucapkan kata-kata
2: Mengerang
1: Tidak ada reaksi
12. Tajam penglihatan
6/6 : Bisa membaca dengan benar huruf pada Snelen Chart dan orang
§ orang normal pun dapat melakukanny (jarak 6 m)
6/30 : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6m, sedangkjan orang
normal bisa membaca pada jarak 30m.
3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dengan benar
pada jarak 3m sedangkan orang normal 60m.
1/300 : Hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak 1m, orang normal
300m.
1/- : Hanya bisa merasakan sinar saja
0 : Buta total13. Pemeriksaan pendengaran dan diagnosanya
Tes rinner : membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang pendengaran
Tes weber : membandingkan hantaran tulang kiri dan kanan
Tes schwabach : membandingkan hantaran tulang pendengaran klien dengan pemeriksa
14. Klasifikasi Denyut Nadi
0 : tidak teraba adanya denyut
1 : denyutan berkurang dan sulit diraba
2 : normal, teraba dengan mudah dan tidak mudah lenyap
3 : denyutan kuat dan seperti memantul terhadap ujung jari
15. Klasifikasi dalam oedema
1+ : depresi 2mm
2+ : depresi 4mm
3+ : depresi 6mm
4+ : depresi 8mm
16. Pemberian oralit diberikan setiap mencret/muntah
< 1 th : 50-100cc
1-5 th : 100-200cc
>5 th : 200-300cc
Dewasa: 400-500cc
17. Pemberian Suction
Ukuran Kateter Penghisap
|
Alat Vacum
|
( mmHg )
|
1. Bayi
|
60-100 mmHg
|
2. Anak-anak
|
100-120 mmHg
|
3. Dewasa
|
120-150 mmHg
|
Alat Vacum
|
(inci Hg)
|
1. Bayi
|
3-5 inci Hg
|
2. Anak-anak
|
5-10 inci Hg
|
3. Dewasa
|
7-15 inci Hg
|
askep snnt
Askep SNNT
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar belakang
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
- Untuk mengetahui Definisi Struma endemic
- Untuk mengetahui klasifikasi Struma endemic
- Untuk mengetahui Etiologi Struma endemic
- Untuk mengetahui Patofisiologi Struma endemic
- Untuk mengetahui Penyimpangan KDM struma endemic
- Untuk mengetahui Manifestasi klinis Struma endemic
- Untuk mengetahui Data penunjang Struma endemic
- Untuk mengetahui Komplikasi Struma endemic
- Untuk mengetahui penatalaksanaan Struma endemic
- Untuk mengetahui Konsep ASKEP Struma endemic yang meliputi Pengkajian,pemeriksaan fisik, diagnose keperawatan,intervensi dan rasional.
BAB II
ISI
- Konsep Medis
- Definisi
(Sri Hartini, Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, hal. 461, FKUI, 1987).
- Klasifikasi
- Berdasarkan jumlah nodul :
- Berdasarkan kemampuan menangkap iodium aktif, dikenal 3 bentuk nodul tiroid yaitu: nodul dingin,nodul hangat dan nodul panas.
- Berdasarkan konsistensinya:
Nodul lunak, kistik, keras dan sangat keras.
- Etiologi
- Defisiensi iodium
- Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
- Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia
Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari tambang batu dan batu bara.
Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar. - Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).
- Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan maligna (Lee, 2004)
- Patofisiologi
- Manifestasi klinis
- Pembesaran pada leher yang dapat mengganggu nilai penampilan
- Rasa tercekik di tenggorokan
- Nyeri
- Suara serak
- Kesulitan menelan
- Kesulitan bernafas.
- Disfagia
- Data penunjang
- Pemeriksaan sidik tiroid
Dari hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu :
- Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya.Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.
- Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.
- Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan apakah nodul itu ganas atau jinak.
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
- Kista : kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoik sonolusen, dindingnya tipis.
- Adenoma/nodul padat : iso atau hiperekoik, kadang-kadang disertai halo yaitu suatu lingkaran hipoekonik disekelilingnya.
- Kemungkinan karsinoma : nodul padat, biasanya tanpa halo.
- Tiroiditis hipoekoik, difus, meliputi seluruh kelenjar.
Pemeriksaan ini dibandingkan pemeriksaan sidik tiroid lebih menguntungkan karena dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu persiapan, lebih aman, dapat dilakukan pada orang hamil atau anak-anak, dan lebih dapat membedakan antara yang jinak dan ganas.
- Biopsi aspirasi jarum halus
- Termografi
Khususnya pada penegakan diagnosis keganasan, menurut Gobien, ketepatan diagnosis gabungan biopsy, USG, dan sidik tiroid adalah 98 %
- Komplikasi
Komplikasi tiroidektomi- Perdarahan.
- Masalah terbukanya vena besar dan menyebabkan embolisme udara.
- Trauma pada nervus laryngeus recurrens.
- Memaksa sekresi glandula ini dalam jumlah abnormal ke dalam sirkulasi dengan tekanan.
- Sepsis yang meluas ke mediastinum.
- Hipotiroidisme pasca bedah akibat terangkatnya kelenjar para tiroid.
- Trakeumalasia (melunaknya trakea).
- Penatalaksanaan
- Dengan pemberian kapsul minyak beriodium terutama bagi penduduk di daerah endemik sedang dan berat.
- Edukasi
- Penyuntikan lipidol
- Penatalaksanaan Bedah
- Terapi : pengurangan masa fungsional dan pengurangan massa yang menekan.
- Ekstirpasi :penyakit keganasan.
- Paliasi : eksisi massa tumor yang tidak dapat disembuhkan, yang menimbulkan gejala penekanan mengganggu.
- Reseksi Subtotal
Prinsip reseksi untuk mengeksisi sebagian besar tiap lobus, yang memotong pembuluh darah tiroidea superior, vena + hyroidea media dan vena tiroidea inferior utuh. Bagian kelenjar yang dieksisi merupakan sisi anterolateral tiap lobus, isthmus dan lobus piramidalis. Ligasi pembuluh darah tiroidea superior harus hati-hati untuk tidak mencederai ramus externus nervus laryngeus superior dapat menimbulkan perubahan suara yang bermakna.
Sisa thyroidea dari lobus kiri harus sekitar 3 sampai 4 gram. Ini dapat dinilai dengan menilai berbagai ukuran thyroidea pada timbangan. Lobus dapat dieksisi lengkap dengan memotong isthmus atau ia dapat dijaga kontinyu dengan isthmus yang dikupas bebas dari tracea di bawahnya.
- Lobektomi Total
Pada sejumlah tumor ganas seperti varian folikularis dan meduler direkomendasikan lobektomi total bilateral dengan pengupasan kelenjar limfe sentral.
Pengobatan untuk nodul tiroid yang bukan tiroiditis atau keganasan :
Apabila didapatkan nodul hangat, dapat diberikan preparat l-thyroxin selama 4-5 bulan dan kemudian sidik tiroid dapat diulang. Apabila nodul mengecil maka terapi dapat diteruskan namun apabila tidak mengecil dilakukan biopsi aspirasi atau operasi.
Nodul panas dengan diameter < 2,5 cm observasi saja, tetapi kalau > 2,5 mm terapinya ialah operatif karena dikhawatirkan mudah timbul hipertiroidisme.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
- Pengkajian
- Aktivitas/istirahat ; insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat,atrofi otot.
- Eliminasi ; urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
- Integritas ego ; mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
- Makanan/cairan ; kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid, goiter.
- Rasa nyeri/kenyamanan ; nyeri orbital, fotofobia.
- Pernafasan ; frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis).
- Keamanan ; tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptalmus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.
- Seksualitas ; libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
- Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
Pembengkakan :
- bentuk : – diffus atau lokal
- ukuran : besar dan kecil
- permukaan : halus atau modular
- keadaan : kulit dan tepi
- gerakan : pada waktu menelan.
- Palpasi
Ditentukan lokalisasi benjolan terhadap trakea (mengenai lobus kiri, kanan atau keduanya).
Ditentukan ukuran (diameter terbesar dari benjolan).
Konsistensi (lunak, kistik, keras atau sangat keras).
Mobilitas.
Infiltrasi terhadap kulit/jaringan sekitar.
Pembesaran kelenjar getah bening disekitar tiroid : ada atau tidak.
Nyeri pada penekanan atau tidak.
- Perkusi
Hanya untuk mengetahui apakah pembesaran sudah sampai ke retrosternal.
- Auskultasi
Dilakukan hanya jika ada pulsasi pada pembengkakan.
- Diagnosa keperawatan
- Pola napas tak efektif berhubungan dengan penekanan kelenjar tiroid terhadap trachea
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat akibat disfagia
- Perubahan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk leher
- Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita suara/kerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
- Gangguan rasa aman : Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit ,pengobatanya / persepsi yang salah tentang penyakit yang diderita.
- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan bedah terhadap jaringan/otot dan edema pasca operasi.
- Intervensi dan rasional
Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil :Mempertahankan jalan nafas paten dengan mencegah aspirasi.
Intervensi dan rasional
- I / Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan.
R / Pernafasan secara normal kadang-kadang cepat, tetapi berkembangnya distres pada pernafasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau perdarahan. - I / Auskultasi suara nafas, catat adanya suara ronchi.
R/ Ronchi merupakan indikasi adanya obstruksi.spasme laringeal yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat. - I / Kaji adanya dispnea, stridor, dan sianosis. Perhatikan kualitas suara.
R / Indikator obstruksi trakea/spasme laring yang membutuhkan evaluasi dan intervensi segera. - I / Waspadakan pasien untuk menghindari ikatan pada leher, menyokong kepala dengan bantal.
R / Menurunkan kemungkinan tegangan pada daerah luka karena pembedahan. - I / Bantu dalam perubahan posisi, latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai indikasi.
R / Mempertahankan kebersihan jalan nafas dan evaluasi. Namun batuk tidak dianjurkan dan dapat menimbulkan nyeri yang berat, tetapi hal itu perlu untuk membersihkan jalan nafas. - I / Lakukan pengisapan lendir pada mulut dan trakea sesuai indikasi, catat warna dan karakteristik sputum.
R / Edema atau nyeri dapat mengganggu kemampuan pasien untuk mengeluarkan dan membersihkan jalan nafas sendiri. - I / Lakukan penilaian ulang terhadap balutan secara teratur, terutama pada bagian posterior
R / Jika terjadi perdarahan, balutan bagian anterior mungkin akan tampak kering karena darah tertampung/terkumpul pada daerah yang tergantung. - I / Selidiki kesulitan menelan, penumpukan sekresi oral.
R / Merupakan indikasi edema/perdarahan yang membeku pada jaringan sekitar daerah operasi.
Tujuan yang ingin dicapai : Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan normalisasi dan bebas dari tanda malnutrisi.
Intervensi dan rasional
- I / Kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari perhatikan tingkat energy,keinginana untuk makan dan anoreksia
R / Memberikan kesempatan untuk mengobservasi penyimpanagn dari normal/dari dasar pasien dan mempengarui pilihan intervensi. - I / Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan
R / membuat data dasar , membantu dalam memntau keefektifan atursn terapeutik,dan menyadarkan perawat terhadap ketidaktepatan kecenderungan dalam penurunan berat badan. - I / Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam,riwayat makanan,jumlah kaloori yang tepat.
R / Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan masukan actual. - I / berikan larutan nutrisi pada kecepatsn yang dianjurkan melalui alat control infuse sesuai kebutuhan.Atur kecepatan pemberian per jam sesuai anjuran.
R / ketentuan dukungan nutrisi didasarkan pada perkiraan kebutuhan kalori dan protein. Kecepatan konsisten dari pemberian nutrisi akan menjamin penggunaan tepat dengan efek samping lebih sedikit
Tujuan: mengungkapkan penerimaan terhadap keadaan diri sendiri diungkapkan secara verbal
I/ Kaji pandangan klien terhadap penampilan dirinya
R/ Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang kekurangan dan kelebihan yang dimiliki memerlukan informasi/intervensi untuk meningkatakan kemajuan kesehatannya.
I/ Bina hubungan saling percaya
R/ Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang teraupetik perawat dan klien.
I/ Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita
R/Ungkapan perasaan klien kepada perawat sebagai bukti bahwa klien mulai mempercayai perawat.
I/ Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
R/ Memberikan hal yang positif atau pengakuan akan meningkatkan harga diri klien
v Diagnosa 4
Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil : Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat dipahami
Intervensi dan rasional
- I / Kaji fungsi bicara secara periodik.
R / Suara serak dan sakit tenggorok akibat edema jaringan atau kerusakan karena pembedahan pada saraf laringeal yang berakhir dalam beberapa hari kerusakan saraf menetap dapat terjadi kelumpuhan pita suara atau penekanan pada trakea. - I / Pertahankan komunikasi yang sederhana, beri pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak.
R / Menurunkan kebutuhan berespon, mengurangi bicara. - I / berikan metode komunikasi alternatif yang sesuai, seperti papan tulis, kertas tulis/papan gambar.
R / Memfasilitasi eksprsi yang dibutuhkan. - I / Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin. Kunjungan pasien secara teratur.
R / Menurunnya ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunias. - I / Beritahu pasien untuk terus menerus membatasi bicara dan jawablah bel panggilan dengan segera.
R / Mencegah pasien bicara yang dipaksakan untuk menciptakan kebutuhan yang diketahui/memerlukan bantuan. - I / Pertahankan lingkungan yang tenang.
R / Meningkatkan kemampuan mendengarkan komunikasi perlahan dan menurunkan kerasnya suara yang harus diucapkan pasien untuk dapat didengarkan.
Tujuan : klien tampak rileks, melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi, mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya
interfensi dan rasional
- I/ Kaji tingkat kecemasan dengan skala 0-5.
R/Pengkajian yang dilakukan menegaskan bahwa rasa cemas yang dirasakan berhubungan dengan krisis situasi yang dialami oleh klien. - I/Berikan lingkungan yang menyenangkan agar klien dapat isirahat
R/Suasana sekitar lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan periode istirahat klien dan kenyamanan psikologis - I/Observasi tanda – tanda vital setiap 8 jam
R/Perubahan pada tanda-tanda vital (peningkatan denyut nadi/frekuensi pernapasan) menunjukkan tingkat ansietas yang dialami pasien atau merefleksikan gangguan-gangguan faktor psikologis misalnya ketidakseimbangan endokrin. - I/Berikan obat ansietas (tranzquilizer, sedatif) dan pantau efeknya
R/dapat digunakan bersamaan dengan pengobatan untuk menurunkan pengaruh dari sekresi hormon tiroid yang berlebihan
Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil :Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol. Menunjukkan kemampuan mengadakan relaksasi dan mengalihkan perhatian dengan aktif sesuai situasi.
Intervensi dan rasional
- I / Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal, catat lokasi, intensitas (skala 0 – 10) dan lamanya.
R / Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi, menentukan efektivitas terapi. - I / Letakkan pasien dalam posisi semi fowler dan sokong kepala/leher dengan bantal pasir/bantal kecil.
R / Mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas gari jahitan. - I / Pertahankan leher/kepala dalam posisi netral dan sokong selama perubahan posisi. Instruksikan pasien menggunakan tangannya untuk menyokong leher selama pergerakan dan untuk menghindari hiperekstensi leher.
R / Mencegah stress pada garis jahitan dan menurunkan tegangan otot. - I/ Letakkan bel dan barang yang sering digunakan dalam jangkauan yang mudah.
R / Membatasi ketegangan, nyeri otot pada daerah operasi. - I / Berikan minuman yang sejuk/makanan yang lunak ditoleransi jika pasien mengalami kesulitan menelan.
R / Menurunkan nyeri tenggorok tetapi makanan lunak ditoleransi jika pasien mengalami kesulitan menelan. - I / Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi, seperti imajinasi, musik yang lembut, relaksasi progresif.
R / Membantu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk mengatasi nyeri/rasa tidak nyaman secara lebih efektif.
- I / Beri obat analgetik dan/atau analgetik spres tenggorok sesuai kebutuhannya.
- I / Berikan es jika ada indikasi
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Diagnosis ditegakkan dari hasil anamnesa. Pemeriksaan sidik tiroid, pemeriksaan USG, Biopsi Aspirasi Jarum Halus (Bajah), termografi, dan petanda Tumor (tumor marker).Penatalaksanaan meliputi terapi dengan l-thyroksin atau terapi pembedahan yaitu tiroidektomi berupa reseksi subtotal atau lobektomi total.Komplikasi dari tindakan pembedahan (tiroidektomi) meliputi perdarahan, terbukanya vena besar dan menyebabkan embolisme udara, trauma pada nervus laryngeus recurrens, sepsis, hipotiroidisme dan traceomalasia.
- Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa, namun penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.- Untuk Dosen mata kuliah KMB I kami mengharapkan dapat disimpan di perpustakaan untuk bahan bacaan dan dijadikan literatur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
- Untuk Mahasiswa D III keperawatan UB kami mengharapkan makalah kami ini dapat dijadikan bahan bacaan yang menambah wawasan.
Langganan:
Postingan (Atom)