Minggu, 09 Juni 2013

prosedur pemasangan NGT

Prosedur Pemasangan NGT


A. PENGERTIAN

      NGT  adalah kependekan dari Naso Gastric Tube.  Alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.  Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi lambung.
        Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung. Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut (berhubungan dengan perut).
        Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny&Titler,2001).
        Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1.    Dewasa ukurannya no 14-20
2.   Anak-anak ukurannya no 8-16
3.   Bayi ukuran no 5-7
B.  MACAM-MACAM  NGT :
1.    Selang NGT dari karet
2.   Selang NGT dari bahan plastic
3.   Selang NGT dari bahan silicon
C.   INDIKASI PEMASANGAN NGT
        Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
1.    Pasien tidak sadar (koma)
2.   Pasien karena kesulitan menelan
3.   pasien yang keracunan
4.   pasien yang muntah darah
5.   Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
6.   Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulut atau faring atau esofagus, dll
7.   Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus
8.   Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
D.  TUJUAN PEMASANGAN NGT
Tujuan dan Manfaat Tindakan Naso Gastric Tube digunakan untuk:
1.    Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah,racun)
2.   Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
3.   Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
4.   Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada lambung
5.   Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung
6.   Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
7.   Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)
E.  KONTRAINDIKASI PEMASANGAN NGT
1.    Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2.   Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
3.   Pasien dengan trauma cervical
4.   Pasien dengan fraktur facialis
F.   PENGKAJIAN
Pengkajian harus berfokus pada:
1.     Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
2.     Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3.     Riwayat masalah sinus atau nasal
4.     Distensi abdomen, nyeri atau mual
G.  PERSIAPAN ALAT
Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;
1.    Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
2.   Handscun bersih
3.   Handuk kecil
4.   Perlak
5.   Bengkok
6.   Jelli atau lubricant
7.   spuit 50 cc – 100 cc
8.   Stetoskop
9.   Tongue spatel
10.        Plaster
11. Pen light
12.        Gunting
13.        Klem
14.        Baskom berisi air
H.  Langkah Pemasangan NGT

Langkah –langkah dalam pemasangan NGT diantaranya dengan:
1.    Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga ukuran selang NGT
2.   Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan
3.   Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat memasang NGT berada di sebelah kanan pasien
4.   Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
5.   Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas secara normal dengan menutup salah satu hidung.  Kemudia ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien sadar)
6.   Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
7.   Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
8.   Letakkan bengkok di dekat pasien
9.   Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan metode:
1.    Metode tradisional
Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoideus
2.   Metode Hanson:
Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional.  Selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional
10.        Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan
11. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
12.        Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi
13.        Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah benar-benar masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
14.        Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi
15.        Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
16.        Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
17.        Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
18.        Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
19.        Cuci tangan
20.       Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
21.        Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.
22.       Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT
I.   DOKUMENTASICatat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
1.    Tanggal dan waktu insersi slang
2.   Warna dan jumlah drainase
3.   Ukuran dan tipe slang
4.   Toleransi klien terhadap prosedur
J.  MAKANAN YANG DIMASUKAN
Makanan yang bisa di masukkan lewat NGT adalah makanan cair, caranya adalah sebagai berikut:
1.    Siapakan spuit besar ukuran 50 cc
2.   Siapakan makanan cairnnya ( susu, jus)
3.   Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
4.   Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supaya tidak kemasukan udara dengan mengklem.
5.   Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit harus diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah tekanan lambung, biarkan makanan mengalir mengikuti gaya gravitasi
7.   Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka bisa dilakukan 4 kali .
8.   Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa mencuci dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air supaya sisa-sisa makanan tidak mengendap di selang karena bisa mengundang bakteri.
9.   Jika sudah rapikan peralatan
K.   KOMPLIKASI
1.    Komplikasi mekanis
·        Sondenya tersumbat.
·        Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde dengan plester di sayap hidung.
2.   Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
    Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat.
·        Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih
·        Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3.   Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
·        Yang menyerupai jerat
·        Yang menyerupai simpul
·        Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.
4.   Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
·        High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
·        Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
·        Low  Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar